Nasional
Beranda » Resensi Film Sore Ala Anies Baswedan

Resensi Film Sore Ala Anies Baswedan

Saya bukan kritikus film, jadi izinkan saya berbagi perasaan dan pengalaman pribadi saja untuk menjawab pertanyaan ini. Tentang film Sore, amat jarang ada film yang membuat kita kesulitan menampung luapan pikiran dan berbagai emosi sekaligus. Ia memenuhi indra, logika, dan jiwa pada saat bersamaan, lalu meninggalkan jejak rasa yang kuat dan bertahan begitu lama.

Film Sore memanjakan mata dengan visual yang begitu indah. Bukan hanya lansekap indah Kroasia dan Finlandia (dan juga Tebet Eco Park ), namun lokasi dalam ruangnya pun indah. Sedangkan telinga kita dibuai oleh musik-musik yang menawan. Lagu Terbuang Dalam Waktu oleh Barasuara menjadi bagian tak terpisahkan dari film ini. Lagu yang kini menjadi jembatan memori bila kita ingin mengulangi perasaan yang sama namun belum sempat menonton kembali filmnya.

Film Sore juga mengundang kontemplasi berkelanjutan bahkan setelah kredit akhir bergulir. Begitu banyak mengapa dan bagaimana yang terus menerus muncul dalam pikiran, membuat kita mencoba merajut sendiri makna yang lebih dalam dari setiap adegan dan rangkaian kisahnya. Tapi tak hanya logika, perasaan pun ikut terpantik oleh film ini. Manis, getir, luka, bahagia, nestapa, dan cinta memenuhi hati hingga sulit diungkapkan dengan kata.

Begitu banyak tangan ikut berperan dalam mewujudkan film ini, jejak-jejak dedikasi dan cinta para pembuatnya tampak di dalamnya. Kedua pemeran utama, Sheila dan Dion, menampilkan performa yang membuat kita larut dalam perjalanan emosional mereka. Namun, figur sentral dari keseluruhan visi artistik ini adalah sang sutradara, Yandy Laurens. Mungkin film inilah yang akan menobatkannya sebagai maestro.

Bila kita mengadopsi analogi dari film itu sendiri, maka film Sore, dengan segala kompleksitasnya, adalah Jo. Kita adalah Sore, yang enggan berlalu dari film ini. Dan, Yandy adalah Waktu, yang mengizinkan dan memungkinkan kita mengalami perasaan bersama film ini, berulang kali.

Bisa menikmati film ini adalah sebuah privilese, sebuah kemewahan, dan kita berterima kasih pada mereka yang telah bekerja menghadirkan mahakarya ini. Maju terus perfilman Indonesia!

Anies Baswedan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *