Hari ini, adalah salah satu hari yang penting bagi dunia zakat Indonesia. Hari dimana ada 141 calon anggota Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dari unsur masyarakat masa kerja 2025 – 2030 yang telah dinyatakan lolos seleksi administrasi dan kini melaju ke tahap seleksi kompetensi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Ketua Tim Pansel menyatakan bahwa proses seleksi sendiri dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan sesuai regulasi terkini, yakni PMA Nomor 10 Tahun 2025. PMA ini berisi tentang pembentukan tim dan tata cara seleksi calon anggota Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
Abu Rokhmad selaku Ketua Pansel menegaskan, bahwa regulasi ini bertujuan menciptakan proses rekrutmen yang transparan, akuntabel, dan menghasilkan pengurus yang profesional, dengan tahapan seleksi meliputi pendaftaran, administrasi, kompetensi (tes pengetahuan dasar, penulisan makalah, wawancara), serta penyampaian hasil akhir kepada Menteri Agama.
Tentu saja, kita semua sepakat, bahwa seleksi Baznas RI periode ini semoga merupakan langkah strategis untuk memastikan pengelolaan zakat di Indonesia berada di tangan orang-orang yang kredibel, profesional, dan amanah. Para amil di dunia zakat Indonesia juga berharap bahwa proses seleksi Pimpinan Baznas ini menjadi pintu bagi peningkatan dan perbaikan secara simultan pengelolaan zakat di Indonesia.
Figur-figur yang terseleksi nanti selain amanah, cakap dan profesional, juga mampu memimpin gerakan zakat secara harmonis. Perlu diingat, bahwa pengelolaan zakat di Indonesia dinamikanya berbeda dengan negara lain seperti Malaysia, Brunai, Kuwait atau Arab Saudi. Di Indonesia, selain jumlah pengelola zakat tidak sedikit, juga memiliki perbedaan-perbedaan antar lembaga, mulai soal sejarah pembentukan, komunitas atau ekosistem pembentuknya, juga karakter pengelola-nya yang kadang tak sama.
Urgensi Kepemimpinan Baznas
Harus diakui, Baznas saat ini memegang peran besar dalam mengelola potensi zakat nasional yang jumlahnya mencapai ratusan triliun rupiah. Sejak dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001, Baznas memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran Baznas sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, Baznas dinyatakan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.
Dalam sejarahnya, sejak berdiri pada 2001, Baznas telah dipimpin oleh 4 Ketua Umumnya yakni : Achmad Subianto (2001-2003), Didin Hafidhuddin (2003-2015), Bambang Sudibyo (2015-2020) dan Noor Achmad (2020-2025).
Kini di penghujung kepengurusan Baznas 2020-2025, Pemerintah, melalui Kementrian Agama membentuk Pansel dan kembali melakukan proses seleksi untuk mengisi Kepemimpinan Baznas RI Periode 2025-2030. Kata Ketua Pansel : _”Seleksi yang kita lakukan ingin memastikan hanya figur yang layak dan berintegritas yang dapat duduk di kepengurusan Baznas pusat”.
Siapapun yang terpilih nanti, diharapkan bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. Pemerintah juga berharap, Baznas memiliki visi untuk menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di dunia.
Hari ini, harapan itu ada di pundak para peserta seleksi yang hadir dan datang dari berbagai unsur, mulai dari tokoh masyarakat Islam, ulama, hingga tenaga profesional. Dengan keterwakilan ini diharapkan agar Baznas ke depan memiliki perspektif yang lengkap dalam pengelolaan zakat, baik aspek syariah maupun manajerial.
Para amil di gerakan zakat menanti figur-figur yang terpilih nanti tidak hanya kuat secara syariah, tetapi juga mampu mengelola zakat dengan pendekatan modern, transparan, dan berdampak nyata bagi kemajuan umat dan bangsa.
Apresiasi Atas Atensi Amil yang Berani Mengikuti Seleksi
Walau tampaknya sederhana, dimana para peserta akan mengikuti seleksi kompetensi yang meliputi Tes Pengetahuan Dasar (TPD) dan penulisan makalah. Namun sejatinya ada apresiasi yang tinggi dari amil seluruh Indonesia bagi amil-amil, tokoh masyarakat Islam, Akademisi, serta para pelaku dan aktivis gerakan zakat Indonesia yang bersedia memenuhi tantangan untuk menunjukan kesiapan melakukan perbaikan dan peningkatan gerakan zakat melalui proses seleksi Baznas kali ini.
Sejatinya tak mudah mempersiapkan diri mengikuti seleksi Baznas RI, apalagi sebagian peserta tak hanya datang dari Kota Jakarta dan sekitarnya. Ada juga yang datang dari jauh seperti dari Bandung, Semarang, Surabaya bahkan sebagian dari luar Jawa.
Mereka hadir tentu bukan soal uang, jabatan, atau fasilitas nanti yang akan didapatkan, sebagian telah cukup dikenal oleh para amil sebagai sosok pejuang dan amil sejati yang berharap kemampuan, pengalaman serta dedikasinya bisa dimanfaatkan melalui Baznas dalam kerangka membangun kerangka kebijakan dan perbaikan tata kelola serta ekosistem zakat yang makin baik dan selaras dengan cita-cita dan tujuan zakat.
Kita semua tentu mendo’akan, juga mendukung agar Baznas ke depan diisi oleh sosok-sosok berintegritas, berkompetensi, dan memiliki visi membangun tata kelola zakat nasional yang profesional, transparan, dan akuntabel. Kita juga ingin melihat bagaimana realisasi zakat mampu berfungsi sebagai instrumen keadilan sosial, pemberdayaan umat, sekaligus pilar pengentasan kemiskinan.
Sekali lagi, mari kita berikan apresiasi yang setinggi-tinggi-nya pada para amil dan seluruh peserta yang mengikuti Seleksi Baznas RI 2025-2030. Kita juga harus berikan pujian tinggi atas atensi seluruh peserta yang hadir mengikuti seleksi. Semoga seluruh upaya yang dilakukan, termasuk persiapan yang di ikhtiarkan menjadi amal soleh terbaik bagi kita semua.
Apapun hasilnya nanti, setidaknya setiap peserta telah berperan dan melakukan persiapan dengan maksimal sehingga mereka terpilih secara administratif dan layak menuju tahap uji kompetensi.
Salam ta’dzhim dari kami semua, para amil Indonesia, semoga proses-nya Allah mudahkan dan dberikan keringanan dan kelancaran dalam menjalaninya.
Semoga.
Nana Sudiana (Direktur Akademizi)

Komentar