Nasional
Beranda » Efek Kegagalan Timnas ke Piala Dunia 2026

Efek Kegagalan Timnas ke Piala Dunia 2026

Setelah pasukan Garuda tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2026 di putaran empat, banyak sekali pernyataan dari pecinta bola di tanah air yang menyiratkan kekecewaan, kekesalan, dan bahkan kemarahan. Antara lain sebagai berikut:

Kalau pada akhirnya timnas Indonesia gagal melaju ke Piala Dunia 2026, kami lebih rela kalau gagal bersama Shin Tae Yong (STY). Sebab STYlah yang membangun tim ini dari 0 selama kurang lebih lima tahun.

Memang belum tentu ada jaminan kalau timnas terus dipegang STY akan lolos ke piala dunia, tetapi setidaknya keikhlasan dan kerelaan hati kita akan lebih besar dari pada sekarang.

Sementara Patrick Kluivert datang setelah tim ini terbentuk. Ia mengambil alih kursi kepelatihan STY. Ia mendapatkan tambahan amunisi dari pemain-pemain keturunan atau naturalisasi. Ia coba ubah formasi timnas dan gaya permainan.

Di awal tampaknya dipuja-puji sebagai tim kepelatihan terbaik karena ia dibantu sosok-sosok yang populer sebagai ahli strategi dan taktik asal negeri kincir angin Belanda seperti Alex Pastoor.

Optimisme coba ditiup-tiupkan ke segala penjuru bahwa timnas di bawah tim kepelatihan terbaik akan lolos ke Piala Dunia 2026 bahkan bisa saja dapat tiket langsung dari putaran 4. Lawan-lawan seperti Arab Saudi dan Irak bisa dilewati.

Namun, yang terjadi justeru sebaliknya. Timnas Indonesia harus menelan pil pahit. Di laga pertama kalah dramatis 2-3 oleh Arab Saudi. Dan di laga kedua yang paling menentukan Rizki Ridho dan kawan-kawan kalah tipis 0-1 oleh Irak.

Pada akhirnya timnas Indonesia tampil sebagai juru kunci dengan nilai 0. Jalan ke Piala Dunia 2026 pun tertutup sudah. Mimpi para pecinta bola di tanah air tentang timnas kesayangannya akan berlaga di Piala Dunia 2026 sirna seketika.

Ada pula pecinta bola yang berkomentar tentang para pemain keturunan atau naturalisasi. Mereka rela melepaskan paspornya untuk diganti dengan paspor Indonesia karena memiliki harapan besar bisa berlaga di Piala Dunia 2026. Kini harapan mereka terbang terbawa angin.

Akankah mereka menyesal?

Maka, para pecinta bola Indonesia kini meradang:

Kegagalan ini bukan karena kesalahan para punggawa Timnas, tetapi karena ulah para petinggi PSSI dan segelintir orang di sekitarnya yang mengganti STY oleh pelatih yang justeru belum punya torehan prestasi sebagai pelatih bola.

Merekalah seharusnya yang bertanggung jawab atas kegagalan ini.

Iding Rosyidin

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *