Pagi ini, saya membaca postingan tentang kudeta senyap di Golkar, yang hendak menjatuhkan Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia..Membaca berita ini, saya senyum-senyum saja..Apakah ini gerakan serius atau sekedar “bercanda” jelang perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus 2025, yang logonya membawa pesan persatuan yang tidak terputus?
Diberita itu Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar disebut sebagai tokoh yang sudah tidak relevan dan sudah mulai renggang dengan presiden Prabowo Subianto. Sementara tokoh relevan dan bisa membawa partai Golkar bisa kompromistis adalah Nusron Wahid. Tokoh ini dianggap dekat dengan orde baru, plus sangat relevan dengan kekuatan keluarga Suharto — yang sudah pasti sangan relevan dengan Presiden Prabowo Subianto..
Bahlil Reformis Dari Ujung Timur
Bahlil Lahadalia aktifis HMI, anak kampung dan tumbuh besar di negeri Papua, bukan produk yang lahir tiba tiba tanpa proses yang panjang. Lelaki ini, setelah terproses dari kehidupan pahit sebagai anak tukang cuci dan buruh bangunan, merantau di kota Jayapura dengan dinamika yang berbeda. Tumbuh sebagai aktifis HMI dari “kampus pembuangan buaya” entrop, ia tidak sempat menghela nafas sebagai lelaki bisa bersantai.
Papua tahun 1998 yang berkobar sebagai lautan api yang mencekam, membuatnya berjibaku diantara perang idiologi aktifis yang saat itu, pilihannya mati atau hidup. Bahlil tampil paling depan berkonforontasi dgengan kekuatan dominan saat itu. Saat itu HMI ikut dalam idiologi independen yang melebur dalam semangat Papua merdeka . Saat itu Bahlil bukan siapsiapa di HMI, tetapi keberaniannya sangat di acungi jempol..
Ia hadir dengan sekelompok kekuatan menggagalkan raker HMI, walaupun akhirnya lelaki asal Wakatobi ini, dipukul oleh aktifis HMI lain. Saat pulang asrama — ketika itu Bahlil tinggal di asrama Fak Fak- ia digebukin. Apakah lelaki ini kapok? Oh tidak. Ia makin berani melawan HMI, kendati ia harus ngumpet tidur di sekretariat GMKI untuk menyelamatkan diri — juga termasuk belajar..
Mungkin ada yang bertanya, kenapa Bahlil kader HMI melawan HMI juga? Ini sangat terkait dgn idiologi seperti perpecahan yang pernah terjadi tahun 1980 an, ketika HMI terbelah dua dalam idiologi mendukung Pancasila atau Islam? Di Papua yang saat itu mengalami konflik HMI mendukung gerakan Papua merdeka dan tidak? Bahlil yang nota bene seorang diri, tampil dalam dinamika itu, kendati ia harus babak belur dan terancam dibunuh.
Prabowo Tokoh Cerdas
Lahir dalam dinamika reformasi yang sangat keras, bahkan hampir membuatnya mati demi idealisme, tidak mungkin seorang Prabowo merestui kudeta Golkar atas Ketua Umum Golkar. Prabowo punya kesamaan dengan Bahlil dalam banyak hal. Respek terhadap gerakan mahasiswa 1998 terutama aktor-aktor kunci, punya darah timur — ibu orang Minahasa- dan tahu dengan psikologi orang-orang yang tumbuh dari daerah konflik..
Dari beberapa faktor itu, menggoyang Bahlil sebagai Ketua Umum Golkar telah mendapat restu istana, sesungguhnya adalah isu jualan murah. Jualan ini hanya akan membuat Partai Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia makin kuat..
Bahkan dari sini akan semakin jelas aktor-aktor yang sengaja memperkeruh situasi di Golkar dan hubungan harmonis Presiden Prabowo Subianto dan menterinya, Bahlil Lahadalia yang memiliki etos menyelesaikan masalah sangat teruji akan makin baik.
Akhirnya tidak usahlah menjual isu murahan, karena isu murahan tidak mungkin di gubris oleh Presiden Prabowo yang terkenal sebagai tokoh cerdas.. Prabowo layaknya Bahlil juga, yang kerap di deskreditkan buruk dan macam-macam.Toh kritik itu justru membuatnya bukan jatuh selamanya, tapi ia bisa reborn dengan luar biasa. Dari pikiran itu, isu buruk tentang Bahlil yang bertubi-tubi tetaplah dibawa tidur tenang, dan bangunnya berpacu dgn kreativitas yang monumental..
Lamadi de Lamato
Direktur Eksekutif Abuleke Institute, alumnus Yale AS
Komentar