Duta Besar Republik Arab Suriah untuk Indonesia, H.E. Abdulmonem Annan, melakukan kunjungan perkenalan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diterima di Ruang Wantim MUI, Jakarta (4/8/2025). Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral Suriah–Indonesia, khususnya dalam bidang keagamaan dan pembangunan pasca-konflik.
Dubes Annan hadir bersama Direktur Urusan Afro-Asia dan Oseania dari Kementerian Luar Negeri Suriah, Zakaria Lababidi, dan staf Kedubes Suriah, Basuni. Mereka diterima oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) MUI yang dipimpin oleh Ketua Komisi HLNKI, Duta Besar Bunyan Saptomo, bersama anggota komisi Yanuardi Syukur dan Abdul Jabar.
Dalam pertemuan tersebut, Zakaria Lababidi menyampaikan bahwa saat ini Suriah tengah berada dalam masa rekonstruksi dan konsolidasi nasional setelah bertahun-tahun dilanda perang saudara. Ia menegaskan bahwa pemerintah Suriah berkomitmen membangun negara yang inklusif bagi semua warga negaranya, tanpa memandang latar belakang agama atau etnis.
“Dalam masa transisi ini, kami ingin belajar dari Indonesia—khususnya dari pengalaman tokoh agama dan lembaga seperti MUI—dalam mengelola keberagaman sebagai kekuatan bangsa,” ujar Lababidi.
Dubes Bunyan Saptomo menyambut baik niat Suriah dan menjelaskan bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai prinsip dasar yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Ia juga menekankan bahwa organisasi kemasyarakatan Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Selain berdiskusi tentang pengalaman Indonesia dalam mengelola keberagaman, Lababidi juga mengajak MUI untuk menjalin kerja sama konkret dengan Kementerian Wakaf Suriah dan Majelis Ifta Suriah. Menurutnya, kerja sama antarlembaga keagamaan dapat menjadi jembatan penting dalam membangun perdamaian dan harmoni sosial.
Pertemuan berlangsung dalam suasana persaudaraan dan berharap agar dilanjutkan dalam berbagai kolaborasi lanjutan dalam rangka memperkuat peran agama sebagai pilar perdamaian dan rekonsiliasi global.
(Yanuardi Syukur/ERABARU.ID)

Komentar