Nasional
Beranda » Kepala BPJPH : Sejak 1992 Saya Sudah Perhatian Dengan Produk Halal

Kepala BPJPH : Sejak 1992 Saya Sudah Perhatian Dengan Produk Halal

“Saya bergaul dengan halal itu sudah lama. Tahun 1992. Saya naik penerbangan Qantas kelas ekonomi.  Herannya, pramugari hanya mencari bangku saya. Ia memberikan makanan khusus hanya untuk saya. Makanan saya beda. Ini adalah makanan halal untuk anda, kata pramugari itu.  Ini karena nama anda Ahmad Haikal Hasan, Muslim,“ cerita Haikal Hasan Kepala BPJPH kepada para wartawan di Jakarta hari ini (21/11).

Babe Haikal melanjutkan bahwa Cina itu maju sekali negaranya, karena produk halal. Produknya diterima di semua negara Islam. Di Mekkah, mayoritas produk Cina. “Negara nomer satu yang pendapatannya paling tinggi di dunia, Cina. Nomer dua, Brazil dan kemudian Amerika,” terangnya.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) ini menjelaskan bahwa halal bukan hanya urusan agama semata. “Halal itu produk sehat di Amerika.  Halal itu makanan elit di Eropa,“jelasnya.

Haikal juga menerangkan bahwa ia pernah ke Rusia.  Sekitar 420 km dari Moskow, ada peternakan sapi, yang sehari memotong 6000 ekor. Pemotongannya dengan cara halal. “Sejak produksi pertama, kita selalu halal. Dengan halal bisa menjangkau semua negara,“terang mereka kepada Haikal.

Saat ini, sekitar 21 ribu trilyun transaksi halal di dunia.  “Halal itu lifestyle. UMKM sekarang digratiskan halal. Jangan sampai kalah dengan produk asing yang masuk ke negara kita<“jelasnya.

Sementara itu, M Qadari Kepala Staf Kepresidenan RI yang hadir dalam acara itu menyatakan dukungannya kepada BPJPH.  Menurutnya tahun 2025 ini, 3 juta sertifikat halal telah diberikan kepada pengusaha. Sehingga kini 10 juta produk bersertifkat halal. Program sertifikat halal UMKM  2025, telah mencapai 1 juta lebih. Selain itu, BPJPH didukung 119 lembaga pemeriksa halal, 336 lembaga pendamping produk halal,  1700 auditor halal terakreditasi, dan 107 ribu pendamping produk halal.

Dalam kesempatan itu, Qadari juga menyinggung msalah teknologi sampah. Menurutnya, Indonesia ketinggalan 20 tahun dalam teknologi pengolahan sampah.  “Dulu teknologi insinerator masih menyisakan sampah sekitar 30 persen. Sekarang mesin itu bisa 100 persen diolah jadi energi,”jelasnya.  Sehingga menurut Qadari, gunung sampah di Bantargebang sebenarnya  bisa diatasi.  Tapi karena masalah birkorasi, aturan, biaya dan lain-lain, maka masalah itu belum bisa diatasi.

Baik Qadari maupun Haikal berjanji akan menyukseskan program Asta Cita Presiden Prabowo dalam bidang ekonomi.  Terutama pada peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal yang halal. UMKM lokal diharapkan bisa tumbuh lebih cepat karena akses ke sertifikasi halal dan pasar baru. Sehingga produk halal Indonesia bisa bersaing di pasar internasional (ekspor). II Nuim Hidayat

 

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *