Dunia Islam Nasional
Beranda » Literasi Sebagai Jalan Perjuangan: Al-Fahmu Institute Luncurkan Dua Buku Penting di Panggung Kreasi IBF 2025

Literasi Sebagai Jalan Perjuangan: Al-Fahmu Institute Luncurkan Dua Buku Penting di Panggung Kreasi IBF 2025

JAKARTA-ERABARU.ID— Dalam suasana yang penuh semangat dan kecintaan pada ilmu, Al-Fahmu Institute secara resmi meluncurkan dua buku terbarunya di ajang bergengsi Islamic Book Fair (IBF) 2025. Bertempat di Panggung Kreasi Jakarta Convention Center, peluncuran ini tak sekadar memperkenalkan karya, melainkan menghidupkan kembali ruh perjuangan umat melalui kekuatan literasi.

Dua buku yang diluncurkan adalah “Kronik Perlawanan Palestina” karya Muhammad Ilhami dan “Petunjuk Manusia Pilihan: Jalan Indonesia Mengakhiri Kegelapan” karya pendiri Al-Fahmu Institute, Ustadz Fahmi Salim. Keduanya menjadi kontribusi monumental dalam menggugah kesadaran intelektual dan spiritual umat Islam di tengah krisis global yang terus bergulir.

Acara ini dihadiri oleh sederet tokoh berpengaruh lintas bidang, antara lain Neno Warisman (Public Figure), Syekh Ahed Abu Al-Atta (Ketua YPSP), Muhammad Husein Gaza (Founder INH), Abdillah Onim (Founder NPC), Dr. Mustafa Abd Rahman (Pengamat Politik Timur Tengah), serta tokoh-tokoh muda dan pecinta literasi dari berbagai penjuru.

Menghadirkan Makna, Mengajak Bangkit

Dalam pemaparannya, Ustadz Fahmi Salim menekankan bahwa buku “Petunjuk Manusia Pilihan” lahir dari semangat ayat 90 Surah Al-An’am, yang menyebut karakter para nabi sebagai sosok pilihan dan petunjuk. Buku ini tidak hanya menyorot aspek spiritual, tetapi juga mengupas persoalan sosial seperti kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan yang melanda negeri ini.

“Ini adalah ajakan untuk merekonstruksi karakter Muslim Indonesia yang berjiwa tauhid, berakhlak mulia, dan mampu membangun peradaban. Kita tak bisa menunggu terang datang, tapi kita sendiri yang harus menjadi cahaya,” tegasnya.

Sementara itu, “Kronik Perlawanan Palestina” ditulis sebagai dokumentasi sejarah perlawanan Palestina yang disusun secara sistematis dan ilmiah, menghubungkan masa lalu dan kini, serta menampilkan wajah perjuangan yang selama ini sering diabaikan.

Suara-suara yang Menggugah Hati

Muhammad Husein Gaza, aktivis kemanusiaan yang telah berkali-kali menembus blokade Gaza, mengingatkan bahwa “pembebasan Masjid Al-Aqsa harus dimulai dari revolusi pemikiran. Kita harus menulis, membaca, dan menyadarkan umat—itulah jihad intelektual.”

Neno Warisman mengajak seluruh Muslim untuk memelihara ikatan emosional dengan Masjidil Aqsa. “Bayangkan jika itu rumah keluarga kita yang diserang. Akankah kita diam?” katanya, memantik empati dan kesadaran kolektif.

Syekh Ahed Abu Al-Atta dari Gaza juga memberikan pesan yang dalam: “Badai Al-Aqsa adalah peringatan bagi dunia bahwa Gaza belum tunduk, dan membaca adalah senjata pertama untuk bangkit.”

Literasi: Titik Balik Kebangkitan Umat

Rilis dua buku ini menjadi penegas bahwa perjuangan tak hanya dilakukan di medan tempur, tetapi juga lewat pena, pemikiran, dan narasi. Di tengah dunia yang dipenuhi disinformasi dan krisis identitas, Al-Fahmu Institute hadir sebagai cahaya bagi generasi pencari kebenaran.

Kedua buku ini kini tersedia untuk publik dan diharapkan mampu menjadi rujukan utama dalam memahami realitas umat sekaligus membangun masa depan yang lebih tercerahkan.

(Yons Achmad/editor/erabaru,id)

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *