Dari Redaksi Dunia Islam
Beranda » Mengapa Spanyol dan Italia Mengirim Kapal Untuk Membantu Armada Sumud Gaza?

Mengapa Spanyol dan Italia Mengirim Kapal Untuk Membantu Armada Sumud Gaza?

Keputusan Spanyol dan Italia untuk mengirim kapal guna membantu armada Gaza merupakan tanda meningkatnya sentimen pro-Palestina di Eropa.

Oleh: Simon Speakman Cordall

Italia dan Spanyol memutuskan pekan ini untuk mengirim kapal angkatan laut guna membantu Global Sumud Flotilla yang sedang berlayar untuk menembus pengepungan Israel atas Gaza.

Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung armada menuju enklave Palestina ini muncul setelah serangan berulang terhadap Sumud Flotilla, termasuk serangan drone pada Rabu dini hari.

Israel diyakini luas berada di balik serangan-serangan tersebut. Namun, sebagaimana banyak operasi luar negeri yang diduga, pemerintah Israel tidak memberikan komentar. Retorika Israel terhadap armada ini, sebaliknya, justru meningkat.

Pada awal pelayaran, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyebut para aktivis di kapal sebagai “teroris” dan mengatakan mereka harus diperlakukan demikian. Baru-baru ini, Kementerian Luar Negeri Israel yang berulang kali mendesak agar muatan dibongkar di wilayah Israel, menyebut upaya pengiriman bantuan itu sebagai “inisiatif jihad”.

Seberapa besar bahaya yang dihadapi armada?

Global Sumud Flotilla menyatakan mereka mengantisipasi serangan Israel yang “segera” karena semakin mendekati Gaza. Israel sendiri menyatakan tidak akan mengizinkan kapal mana pun masuk ke “zona pertempuran aktif” dan melanggar blokade lautnya terhadap Gaza.

Tiga upaya sebelumnya tahun ini untuk mengirimkan bantuan ke Gaza telah dicegat pasukan Israel:

Mei: kapal Conscience diserang dan dipaksa kembali ke Malta setelah menjadi sasaran drone.

Juni: kapal Madleen dicegat di perairan internasional, lalu krunya ditahan.

Juli: kapal Handala juga dicegat di perairan internasional dan krunya ditahan.

Apa yang dikatakan pemerintah Italia dan Spanyol?

Di luar Majelis Umum PBB di New York pada Rabu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez—salah satu pengkritik paling vokal terhadap Israel—menyatakan:

“Pemerintah Spanyol menuntut agar hukum internasional dipatuhi dan hak warga negaranya untuk bernavigasi di Mediterania dengan aman dihormati.”

Sikap Italia, dengan pemerintahan kanan yang sering mendukung Israel, lebih rumit. Meski ada sejumlah warga Italia, termasuk anggota parlemen, di armada tersebut, dukungan militer Italia tampak bersyarat.

Perdana Menteri Giorgia Meloni menyebut misi armada itu “sia-sia, berbahaya, dan tidak bertanggung jawab,” dan mendesak agar bantuan diserahkan di Siprus kepada Patriarkat Latin Yerusalem untuk kemudian didistribusikan. Usulan itu ditolak oleh Global Sumud Flotilla.

Namun, Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menyebut pengiriman kapal angkatan laut sebagai “tindakan kemanusiaan.”
“Ini bukan tindakan perang. Bukan provokasi. Ini tindakan kemanusiaan, kewajiban negara terhadap warganya,” ujarnya di parlemen.

Seberapa populer dukungan Palestina di Spanyol dan Italia?

Baik Spanyol maupun Italia memiliki gerakan pro-Palestina besar yang semakin menguat akibat genosida Israel di Gaza.

Di Italia, akhir pekan lalu digelar demonstrasi massal dan blokade pelabuhan untuk mendukung Palestina, meski pemerintah Italia menolak mengikuti banyak negara Eropa lain yang mengakui negara Palestina.

Di Spanyol, dukungan rakyat tercermin dalam kebijakan pemerintah. Sanchez menjadi salah satu pemimpin dunia yang paling vokal mengkritik Israel. Ia menyetujui embargo penuh senjata terhadap Israel dan menyerukan agar Israel dilarang ikut dalam kompetisi olahraga internasional.

Protes besar juga terjadi di ajang balap sepeda Vuelta di Spanyol bulan ini, memprotes tim yang disponsori Israel—demonstrasi yang didukung langsung oleh Sanchez.

Kapal apa saja yang dikirim dan untuk tujuan apa?

Italia awalnya mengirim fregat angkatan laut Virginio Fasan, yang kemudian digantikan oleh fregat Alpino. Angkatan laut Italia menegaskan kapal itu tidak akan melakukan tugas pengawalan.

Spanyol mengirim kapal patroli Furor dari pelabuhan Cartagena pada Kamis, menuju Mediterania timur.

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan Spanyol mengabulkan permintaan Belgia untuk membantu warga Belgia yang ikut dalam flotilla, dan juga berdialog dengan Irlandia terkait hal yang sama. Ia menegaskan Global Sumud Flotilla adalah misi kemanusiaan yang tidak mengancam siapa pun.

Apakah hukum internasional mendukung armada ini?

Menurut hukum internasional, warga sipil yang mengirimkan bantuan kemanusiaan, seperti relawan dalam flotilla, dilindungi oleh Konvensi Jenewa.

Menurut penyelenggara, serangan terhadap flotilla akan melanggar hukum internasional sekaligus perintah sementara Mahkamah Internasional pada Januari 2024 yang menginstruksikan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Armada juga dilindungi oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut, yang menjamin kebebasan navigasi dan “lintas damai” di perairan teritorial selama tidak mengancam perdamaian atau keamanan.

Menurut hukum maritim, kapal-kapal Italia dan Spanyol dapat bertindak sebagai pencegah serta membantu operasi pencarian dan penyelamatan, tetapi tetap terikat batas hukum ketat. Praktisnya, peran mereka terbatas pada perlindungan dan dukungan bagi flotilla tanpa memasuki wilayah Israel. II Al Jazeera

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *