Filantropi
Beranda » Reses DPD RI Dapil Sumbar H. Muslim M. Yatim Angkat Isu Dakwah Umat, dan Penguatan Pangan

Reses DPD RI Dapil Sumbar H. Muslim M. Yatim Angkat Isu Dakwah Umat, dan Penguatan Pangan

Bukittinggi — Aula HMD Datuk Palimo Kayo Dewan Dakwah Bukittinggi menjadi lokasi terselenggaranya Reses Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Sumatera Barat, H. Muslim M. Yatim, Lc., M.M., pada Rabu, 27 Agustus 2025. Mengusung tema “Ummat Islam dan Penguatan Pangan di Sumatera Barat,” kegiatan ini dihadiri lebih dari lima puluh peserta yang terdiri dari dai, mubaligh, guru, hingga masyarakat umum.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari dai, mubaligh, guru, tokoh masyarakat, hingga generasi muda, dengan antusiasme yang mencerminkan besarnya perhatian umat terhadap isu penting yang diangkat, yakni bagaimana dakwah Islam dapat berjalan seiring dengan pembangunan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan di ranah Minang. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Dewan Dakwah Kota Bukittinggi, Dr. Saiful Amin, M.Ag., yang dalam sambutannya menyampaikan harapan agar para dai mendapatkan informasi langsung mengenai keadaan dan kebijakan di tingkat pusat sekaligus dapat menyalurkan aspirasi mereka melalui kegiatan reses. “Kami berharap ide dan masukan dari para dai dapat dibawa ke pusat untuk kebaikan kita semua,” ungkapnya.

Sejak awal pemaparannya, H. Muslim menekankan pentingnya memandang dakwah dan ekonomi sebagai satu kesatuan yang saling menguatkan. Ia mengawali materinya dengan mengangkat ayat Al-Qur’an Surat Al-Quraisy (1–4) yang menegaskan keterkaitan erat antara ketahanan pangan dengan keteguhan beribadah, seraya menekankan bahwa keberlangsungan dakwah akan rapuh apabila umat tidak memiliki ketahanan ekonomi. Lebih lanjut, ia mengaitkan Surat Al-Quraisy (1–4), dengan peran strategis Dewan Dakwah dalam membina umat, sembari menegaskan bahwa surat tersebut mengajarkan prinsip hidup umat Quraisy yang mampu beradaptasi dengan iklim dan kondisi zaman, sementara ayat 3–4 memberikan pesan agar manusia senantiasa beriman kepada Allah SWT yang telah menjamin rezeki dan keamanan.

“Dewan Dakwah harus tetap hadir di tengah umat, membina generasi muda, memperkuat iman dan takwa, sekaligus memberikan solusi atas persoalan sosial maupun ekonomi,” ujar H. Muslim dalam salah satu bagian pemaparannya. Menurutnya, pemberdayaan ini harus meluas hingga pada penguatan pola pikir dan keterampilan praktis, termasuk jiwa kewirausahaan. Saat ini, jelasnya, masih banyak dai yang belum memiliki kemandirian finansial karena pola pikir yang bergantung pada bantuan sosial, BPJS, maupun dana kemanusiaan lainnya.

Sebagai contoh nyata, ia menyinggung Pasar Ummu Hamam yang dikelola oleh sebuah kampus hingga berhasil menopang kemandirian finansial lembaga tersebut. Model ini, menurutnya, bisa ditiru oleh Dewan Dakwah. “Hendaknya Dewan Dakwah dapat memiliki business central sebagai badan usaha sekaligus badan amal. Ini akan menjadi sumber kekuatan dakwah yang harus kita dukung bersama,” ujarnya.

Lebih jauh, ia juga menekankan pentingnya membaca peluang usaha di sekitar. Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah. Menurutnya, Dewan Dakwah bisa memanfaatkan aset lahan yang dimiliki untuk bercocok tanam, kemudian membuka warung yang menyediakan kebutuhan pangan utama program MBG. Dengan begitu, Dewan Dakwah tidak hanya berperan dalam dakwah, tetapi juga hadir langsung mendukung ketahanan pangan masyarakat. Ia juga menegaskan bahwa seluruh ikhtiar ekonomi harus senantiasa disandarkan kepada Allah SWT. “Segala langkah yang kita rencanakan, libatkan Allah. Dengan begitu, insyaAllah usaha kita dimudahkan dan diberkahi-Nya,” pesannya.

Menjelang penutupan, acara diwarnai dengan dialog interaktif antara peserta dan narasumber. Salah satu aspirasi disampaikan oleh Badiul Fikri Dt. Mangkudun, yang menyoroti kondisi para dai di Bukittinggi. Ia menekankan bahwa sebagian besar dai masih berstatus non-PNS dan menghadapi kesulitan finansial. Karena itu, ia mengusulkan agar ada pelatihan kewirausahaan bagi dai agar mereka tidak hanya bergantung pada jadwal ceramah, serta mendorong terbentuknya kelas finansial untuk menumbuhkan mindset mandiri. Selain itu, ia juga mempertanyakan bagaimana para dai dapat menjaga keikhlasan dalam berdakwah di tengah kondisi ekonomi yang serba terbatas.

Menanggapi hal itu, H. Muslim menegaskan bahwa keikhlasan dalam berdakwah harus dimulai dari meluruskan niat. “Ikhlas itu dimulai dengan mengosongkan diri dari pikiran-pikiran duniawi. Terima apa yang Allah berikan, kerjakan apa yang bisa dilakukan dengan niat utama karena Allah. Innamal a’malu binniyat,” jelasnya. Sementara terkait wirausaha, ia menyampaikan komitmennya untuk mendukung pelatihan kewirausahaan dengan menghadirkan pakar bidang tersebut, dan ia siap membantu akomodasi kegiatan tersebut. Program ini diharapkan menjadi wadah edukasi sekaligus motivasi untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yang islami dan berdaya saing.

Secara keseluruhan, kegiatan reses ini menghadirkan suasana dialogis dan inspiratif. Tidak hanya menjadi ruang penyampaian aspirasi, tetapi juga meneguhkan pentingnya kemandirian finansial umat sebagai bagian dari misi dakwah. Dengan sinergi antara penguatan iman, ketahanan pangan, dan kemandirian ekonomi, Sumatera Barat diharapkan dapat menjadi teladan dalam membangun umat Islam yang berdaya, mandiri, dan penuh keberkahan.

(Muhammad Rizky Hidayatullah/erabaru.id)

Berita Terkait

Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *