Assalamualaikum, semoga Mas Bowo senantiasa mendapat perlindungan dari Allah dalam melaksanakan tugas kenegaraan sehari-hari.
Mas Bowo, saya terus terang mendukung langkah Mas yang keras terhadap para koruptor di negeri ini. Para koruptor itu memang orang yang tidak tahu diri. Mereka kebanyakan sudah digaji besar oleh negara, tapi masih tetap rakus. Kerakusan itu memang harus dihentikan dan diberikan pelajaran yang keras.
Para koruptor yang maling milyaran rupiah harusnya diberi hukuman penjara minimal sepuluh tahun. Bukan empat atu lima tahun yang membuat orang lain tidak mengambil Pelajaran dari hukuman koruptor ini. Apalagi banyak penjara di tanah air yang bermain mata dengan para koruptor atau orang yang berduit. Dengan menyuap para petugas di penjara para koruptor bisa menginap di hotel berhari-hari.
Sebenarnya ada hukuman yang lebih tepat untuk para koruptor atau maling uang rakyat ini. Yaitu hukuman yang ditetapkan al Quran. Para pencuri dalam jumlah besar (lebih dari ¼ dinar/2,16 juta) dihukum potong tangan. Hukum potong tangan ini seolah-olah sadis padahal tidak. Justru hukum potong tangan itu bisa membuat efek jera bagi para koruptor. Mereka tentu akan ngeri atau malu seumur hidup bila korupsi dan dipotongtangannya.
Tapi begitulah di negeri ini al Quran tidak dianggap hukum positif untuk masyarakat. Al Quran dianggap pedoman untuk umat Islam saja, bukan untuk bangsa ini. Padahal bangsa ini mayoritas umat Islam, jadi seharusnya mengambil hukum al Quran untuk membuat jera para koruptor adalah hal yang lumrah.
Bangsa ini nampaknya tidak mengambil pelajaran dari masa lalu. Terus menerus mengulangi kesalahan yang sama. Bila Mas Bowo, berani mengambil hukum potong tangan untuk para koruptor, maka Mas akan menjadi pahlawan bagi bangsa ini dalam menghapus korupsi. Seperti para pemimpin Cina yang mengambil langkah tegas hukuman mati bagi para koruptor.
Mas Bowo, saya lihat Mas cukup perhatian dengan masalah Palestina. Mas telah mengirimkan bantuan yang cukup besar untuk meringankan penderitaan warga Gaza yang saat ini sedang dilaparkan dan dibantai oleh Zionis Israel.
Israel ini adalah bangsa yang tuli. Khususnya para pemimpinnya. Jutaan orang di dunia yang terdiri dari para pemimpin, intelektual, tokoh LSM, dan lain-lain menyuarakan agar Israel menghentikan kekejamannya di Gaza, tapi Israel tidak peduli. Mereka terus membantai kaum Muslim Gaza, baik anak-anak, wanita, petugas medis, wartawan maupun rakyat sipil. Mereka tidak peduli melanggar hukum internasional tentang perang. Mereka tidak peduli dianggap anti kemanusiaan oleh jutaan masyarakat dunia.
Melihat sikap buta dan tuli Israel itu, maka kini puluhan kapal dari Eropa berangkat untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka adalah para aktivis kemanusiaan dari 44 negara di dunia.
Mas Bowo, Indonesia sebagai negara yang jumlah penduduknya terbesar di dunia tidak cukup hanya memberikan bantuan makanan belaka. Indonesia harus melakukan aksi yang lebih monumental agar Israel menghentikan kekejamannya. Atau mimimal Israel berfikir untuk melanjutkan lagi aksi agresinya yang lebih luas ke Gaza.
Puluhan negara kini telah memutuskan hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan Israel (Baca : https://suaraislam.id/prabowo-jangan-pengecut-putuskan-hubungan-dagang-dengan-israel-segera/). Mas Bowo harus berani mengambil sikap tegas putuskan hubungan dagang dengan Israel segera. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, nilai transaksi perdagangan antara Indonesia dan Israel hanya 0,003 % dari total perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain. Jadi sangat kecil sekali.
Bila mas Bowo berani mengambil langkah tegas memutuskan hubungan dagang dengan Israel, maka Mas akan menjadi pahlawan bagi Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Juga menjadi pahlawan dunia karena berani memutuskan hubungan dagang dengan Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Indonesia.
Kalau mengacu pada Pembukaan UUD 1945, sebenarnya hubungan dagang dengan negara penjajah itu tidak dibolehkan. Seharusnya kalau negara kita meniadakan hubungan diplomatik, maka hubungan dagang dengan Israel juga harus ditiadakan. Entah mengapa pejabat kita di masa lalu kok berani-beraninya mengadakan hubungan dagang dengan Israel yang jelas-jelas melanggar Pembukaan UUD 1945. Mungkin pejabat itu mendapat hadiah besar dari Israel atau mendapat suatu keistimewaan dari Israel. Mungkin Mas Bowo lebih tahu tentang hal ini.
Bunyi pembukaan UUD 1945 alinea pertama itu jelas,” Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.” Kalau kita konsekwen melaksanakan UUD 1945, maka negara kita tidak boleh mengadakan hubungan apapun dengan penjajah Israel, baik hubungan dagang maupun hubungan diplomatik.
Mas Bowo sebagai seorang patriot dan mempunyai idola Jendral Sudirman, harus berani mengambil langkah tegas putuskan hubungan dengan Israel segera. Kalau Mas terus mengadakan hubungan dagang dengan Israel, Mas sebenarnya bisa dianggap tidak konsekwen dalam melaksanakan Pembukaan UUD 1945. Mas juga dianggap tidak serius dalam membela kemerdekaan Palestina dan menghentikan agresi kekejaman Israel.
Ayo Mas tunjukkan kepahlawananmu dan jiwa patriotmu. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada Mas Bowo dalam berperan serta sungguh-sungguh memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Demikian surat dari saya, semoga Mas Bowo membaca dan merenungkannya. Dan semoga mas Bowo senantiasaa diberikan kesehatan dan hidayah oleh Allah dalam melaksanakan tugas kenegaraan sehari-hari.
Allah Maha Perkasa dan Allah Maha Bijaksana. Wallahu Azizun Hakim. Wassalam.
Depok, 4 September 2025
Nuim Hidayat (Direktur Forum Studi Sosial Politik)

Komentar