Dua hari ( 24-25 Juni 2025), saya bersama dua teman mengikuti acara Dewan Dakwah Jawa Barat yang dikemas bernama Baitul Maqdis Camp 2025. Saya hadir sebagai utusan dari Dewan Dakwah Depok. Acara yang digelar di Lembah Ciater Resort Subang itu menarik dan mengesankan.
Sekitar 50 orang hadir dalam acara itu. Mereka kebanyakan adalah perwakilan Dewan Dakwah dari kota atau kabupaten se Jawa Barat. Ada yang dari Depok, Bandung, Lembang, Subang, Cimahi, Bekasi dan lain-lain.
Dalam sambutannya Ketua Umum Dewan Dakwah Jawa Barat, Ustadz Muhammad Roinul Balad menyampaikan bahwa salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memahami sejarah dan membangun kesadaran kembali akan kepedulian terhadap Baitul Maqdis khususnya dan Palestina pada umumnya.
“Selama dua hari ini insya Allah kita mendalami pengetahuan akan sejarah Baitul Maqdis dan perjuangan kaum muslimin di Palestina serta upaya kita membebaskannya dari penjajah Israel,” terangnya.
Ustadz Fahmi Salim, Presiden Direktur Baitul Maqdis Institute, dalam materi pertamanya menyatakan tentang pentingnya memahami Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha dalam al Quran. Menurutnya, banyak orang tidak menyadari bahwa banyak kisah-kisah Nabi yang terkait dengan Masjidil Aqsha. Rasulullah pernah menjadi imam para Nabi ketika shalat di Masjidil Aqsha. Dari sinilah Rasulullah kemudian mi’raj ke Sidratul Muntaha.
Dr Adian Husaini menyampaikan materi tentang Kiat-Kiat Melawan Yahudi. Menurutnya untuk melawan Yahudi maka jangan menjadi Yahudi. “Kita memerangi Yahudi bukan hanya secara fisik, tapi juga secara pemikiran,”terang Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ini. Ia juga menjelaskan bahwa banyak orang tidak sadar tingkah lakunya meniru kaum Yahudi saat ini.
Tingkah laku Yahudi yang dikecam al Quran antara lain merasa dirinya yang terbaik dari yang lain (rasis), tamak harta, mencampuradukkan yang benar dan batil, suka mengingkari janji, menolak Rasulullah dan lain-lain. Kaum Yahudi tidak merasa berdosa bila membiarkan orang non Yahudi mati tanpa pertolongan di depan hidungnya.
Menurut Dr Adian, kaum Yahudi ini yang memulai liberalisasi agama. Sehingga saat itu muncul istilah Yahudi Liberal. Kemudian kaum Nasrani juga mengikuti agenda Yahudi ini, dengan memunculkan istilah Kristen Liberal. Kaum Muslim pun ada yang ikut-ikutan menamai dirinya dengan Islam Liberal.
Sementara itu, Pizaro Ghazali Idrus memaparkan tentang posisi Baitul Maqdis pasca perang 1967 dan Badai Aqsha 2023. Pizaro menunjukkan buku terbarunya tentang Hamas sebagai kekuatan superpower dunia yang diterbitkan Pustaka al Kautsar.
Dalam kesempatan itu, kandidat doktor Universitas Sains Malaysia ini mengungkapkan tentang kekuatan Hammas menghadapi militer Israel di Gaza Palestina. Operasi Hammas dalam Badai Aqsha 7 Oktober 2023 didukung penuh oleh rakyat Gaza. Hammas tidak bisa dipisahkan dengan rakyat Gaza dan masyarakat dunia kini mengetahui tentang kehebatan dan akhlak mulia pasukan Hammas.
Syaikh Ahmed Taufiq al Hajj dalam kuliah subuhnya menyatakan pentingnya perhatian terhadap Palestina. Kekejian Israel terhadap rakyat Palestina yang menimbulkan korban lebih dari 60 ribu orang, kini diketahui msyarakat dunia. Jutaan orang di seluruh dunia telah berdemonstrasi mengecam kekejian Israel di Gaza Palestina.
Sementara itu, Ustadz Nur Fajri Romadhon membahas tentang Fatwa Ulama Dunia dan MUI Pasca Badai Aqsha 2023. Menurutnya para ulama telah sepakat tentang wajibnya berjihad melawan negara Israel yang zalim.
Majelis Ulama Indonesia dalam fatwanya mendukung adanya boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Selain itu MUI juga mendorong adanya bantuan-bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. MUI juga mendorong pemerintah Indonesia agar aktif berpartisipasi untuk menghentikan agresi Israel di Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Ustadz Nur Fajri juga menunjukkan adanya fatwa Ibnu Taimiyah yang menyatakan bahwa Yahudi dan Nasrani lebih berbahaya dari kelompok-kelompok Islam yang melakukan bid’ah atau kesesatan. Karena kelompok Islam ini masih percaya pada Nabi Muhammad, sedangkan kaum Yahudi dan Nasrani tidak.
Walhasil, para peserta sangat antusias mengikuti acara daurah Baitul Maqdis Camp ini. Dalam sesi tanya jawab selalu ramai yang tunjuk tangan untuk bertanya.
Setelah acara ini para peserta diharapkan terus menggelorakan dukungan untuk Palestina Merdeka dan dakwah untuk melawan Yahudi Israel. Karena perlawanan terhadap Yahudi ini dilakukan tiap hari oleh umat Islam dalam shalat lima watunya. Dimana dalam shalat itu tiap rakaatnya selalu dibacakan surat al Fatihah yang didalamnya berisi permohonan agar umat Islam tidak mengikuti jalan Yahudi dan Nasrani.
Nuim Hidayat, peserta Baitul Maqdis Camp 2025.

Komentar